Materi Pelatihan : Menghindari Sikap Negatif – Pola Pikir Negatif

Potensi diri yang dimiliki setiap orang tidak dengan mudah dapat dimunculkan. Harus ada dorongan dan motivasi dari dalam diri sendiri, maupun dari sekeliling kita.

Namun beberapa penghalang kerap muncul membuat kita menjadi pribadi yang lambat bergerak menuju kesuksesan.

1. Musuh dari dalam diri

a. ”Ah…aku lagi malas mengerjakan itu”.

Salah satu hal yang paling mudah menjadi penghalang bagi seseorang untuk maju adalah perasaan malas. Sedang tidak ingin.

Perasaan malas itu kemudian menggiring kita melakukan hal-hal yang tidak produktif seperti bergosip, bermain game atau malah tidur-tiduran.

Akibatnya? Pekerjaan menumpuk, prestasi kerja tidak dapat dinilai atasan, dan rekan-rekan sekerja perlahan-lahan akan menjauh karena menganggap tidak memiliki keuntungan atau nilai lebih ketika bergaul dengan kita.

b. ”Nanti saja lah…Masih lama kok..”

Menunda pekerjaan juga salah satu hal yang menghalangi seseorang untuk meraih kesuksesan. Tenggat waktu yang diberikan tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Jika kita menyelesaikan pekerjaan dengan segera, maka waktu yang tersisa dapat kita manfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan lain.

Atau memikirkan ide-ide baru yang mungkin dibutuhkan bagi perusahaan. Disamping itu, pekerjaan yang ditunda-tunda akan bertumpuk pada akhirnya.

Untuk menyelesaikannya, kita harus mengeluarkan energi yang lebih besar dan hasil yang tidak maksimal. Karena semua diselesaikan dalam satu waktu yang sama.

Baca juga : Materi Pelatihan : Berpikir Positif – Positive Mindset

c. ”Wah, pekerjaanku terhambat karena unit lain tidak support”

Seringkali dalam bekerja kita dihadapkan pada ketidakmampuan unit lain dalam mendukung (support) pekerjaan kita.Ungkapan diatas lebih menunjukkan bahwa kita mudah menyalahkan orang lain.

Jangan lupa, menyalahkan orang lain sebenarnya justru membuat kita nampak tidak mampu. Unit lain juga memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama besar dengan unit Anda.

Mereka tidak bertanggungjawab kepada Anda atau unit Anda.

Oleh karena itu sebagai kandidat karyawan nomor 1, Anda tidak seharusnya menyerah.

Pekerjaan sesulit apapun harus dapat diselesaikan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal.

d. Cepat Puas

Rasanya puas sekali ketika hasil kerja kita diterima. Apalagi jika tanpa koreksi berkali-kali yang sering membuat kesal. Tapi perasaan cepat puas terhadap pencapaian akan berakibat buruk bagi upaya pengembangan diri.

Orang yang cepat merasa puas tidak akan mencari tantangan baru. Padahal tantangan-tantangan itulah yang akan membuat diri kita terpacu untuk menjadi lebih maju dan makin berprestasi.

2. Lingkungan kerja yang buruk

a. Atasan yang kurang mendukung

Semangat dan motivasi diri cukup tinggi. Namun ternyata dukungan dari atasan sangat minim. Bahkan kadang-kadang peran atasan yang sudah seharusnya memberikan pengarahan, ternyata tidak ada sama sekali.

Kita dibiarkan mengerjakan pekerjaan tanpa diberi dukungan moril yang sewajarnya.

Kondisi demikian biasanya akan membuat kita menjadi demotivasi karena dibiarkan mengerjakan segala sesuatunya sendiri.

b. Atasan = rival ?

Lebih parah lagi kondisinya jika seorang atasan menganggap kita sebagai saingan. Kemampuan kita dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya dalam mencari popularitas dikantor.

Berbagai peluang kita untuk memperoleh promosi sudah tentu akan dihalangi dengan berbagai cara.

Situasi seperti ini akan memberikan dampak yang lebih buruk lagi. Kita sebagai bawahan merasa tidak berdaya sehingga akhirnya memilih untuk bersikap masa bodoh terhadap pekerjaan maupun suasana kerja.

c. Bekerja Tidak Bekerja Penghasilan Sama

Sistem, kondisi dan suasana kerja setiap perusahaan berbeda-beda. Sulit untuk mendapatkan kondisi yang kita inginkan.

Idealnya setiap karyawan yang produktif, disiplin, inovatif dan baik perilakunya layak mendapatkan penghargaan tinggi dari perusahaan. Tetapi tidak sedikit yang terjadi di perusahaan justru sebaliknya.

Karyawan yang baik tersebut justru mendapatkan penghargaan dan pendapatan yang sama dengan karyawan yang tidak produktif, kurang disiplin dan buruk perilakunya di kantor.

Kesalahan sistem seperti ini akan berdampak buruk selain kepada karyawan juga ke perusahaan. Karyawan dengan kinerja baik akan turun semangat kerjanya, sedangkan karyawan buruk akan mendapatkan ruang untuk meneruskan ”keburukannya”.

d. Tidak ada Kerja Tim

Semua karyawan mengerjakan apa yang ditugaskan kepadanya. Dibenak setiap orang, hanya itulah pekerjaan mereka.

Ketika ada rekan kerja yang kewalahan menyelesaikan pekerjaannya, semua menganggap bahwa itu adalah resiko yang harus dia tanggung sendiri. Akibatnya, pekerjaan secara keseluruhan menjadi tidak sesuai target.

Sebab masing-masing mementingkan diri sendiri, tanpa menempatkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.