Merancang Sebuah Outbound

Kegiatan outbound training surabaya dilakukan dengan mengelompokan peserta ke dalam beberapa kelompok.

Tiap kelompok saling berkompetisi dalam berbagai permainan untuk menjadi yang terbaik.

Secara keseluruhan, seluruh peserta senang dengan outbound yang dijalankan, baik bagi peserta yang berhasil menjadi yang terbaik maupun yang belum berhasil.

Apa kunci utama sehingga sebuah outbound dikatakan berhasil? Saya memiliki pengalaman mengikuti sebuah outbound yang dianggap gagal.

Pada saat itu kegiatan dianggap tidak memiliki kualitas yang baik. Rekan saya di institusi lain pernah mengikuti kegiatan outbound yang tidak sukses karena kegiatan tidak sesuai dengan kebutuhan.

Ibarat orang makan, tidak nendang sama sekali. Banyak outbound yang sukses tapi ada juga yang tidak. Sayang sekali apabila gagal karena biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Bagi penyelenggara, kepercayaan klienpun akan menurun.

Seperti apakah outbound di surabaya yang dianggap berhasil? Apakah yang harus diperhatikan oleh penyelenggara outbound?

Tahap dalam Perancangan Outbound

Pertama. Pihak penyelenggara melakukan analisis kebutuhan di awal, sebelum kegiatan, untuk menentukan kebutuhan utama institusi. Setiap institusi memiliki kebutuhan yang unik, berbeda satu dengan lainnya.

Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap pimpinan institusi dan perwakilan peserta dari institusi itu. Hasil wawancara menjadi data kualitatif yang memperlihatkan kebutuhan institusi dan keinginan peserta.

Kedua. Pihak penyelenggara menyusun profil peserta dengan menyebarkan kuesioner mencakup info peserta seperti latar belakang pendidikan atau jenis pekerjaan.

 Ketiga. Pihak penyelenggara menggunakan hasil wawancara terhadap pimpinan institusi sebagai dasar penyusunan kegiatan (permainan) utama dalam outbound.

Misalnya, berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kebutuhan utama institusi dalam kegiatan outbound adalah memantapkan kerjasama dan kekompakan tim, maka permainan utama berfokus pada kerjasama dan kekompakan tim.

Keempat. Hasil wawancara terhadap peserta menjadi kegiatan sampingan yaitu kegiatan yang dilakukan di awal, disela-sela kegiatan, atau di akhir kegiatan.

Kegiatan berfokus pada kemampuan masing-masing peserta, seperti menggambar, berhitung, dan menghafal, dalam bentuk kegiatan, seperti tanya jawab, kuiz, dan lainnya. Kegiatan itu akan meningkatkan motivasi peserta.

Baca juga : Safety Procedure Outbound

Kegiatan utama memiliki durasi waktu yang panjang, sedangkan kegiatan sampingan sedikit. Kegiatan utama sebaiknya merupakan kegiatan yang serius dan membutuhkan kekuatan fisik karena menggambarkan kepentingan bersama.

Kegiatan sampingan merupakan kegiatan santai yang penuh canda tawa untuk menjadikan setiap peserta rileks dan senang, setelah melakukan kegiatan berat. Kegiatan sampingan membutuhkan fasilitator/instruktur yang pandai bercerita, bercakap, dan berinteraksi.

Kelima. Di akhir kegiatan, pihak penyelenggara menyebarkan kuesioner kepada tiap peserta. Isi pertanyaan dalam kuesioner mengenai kualitas kegiatan, sehingga penyelenggara akan mendapatkan umpan balik.

Kuesioner bersifat tertutup apabila hanya ada sedikit waktu untuk mengerjakannya. Apabila ada cukup banyak waktu dapat menggunakan kuesioner terbuka.

Keenam. Apabila dimungkinkan, penyelenggara mengadakan evaluasi untuk melihat efek/hasil dari outbound yang telah dilakukan. Hal itu untuk memberikan garansi. Garansi dapat merupakan rangkaian outbound selanjutnya.

Apa yang dijabarkan di atas merupakan salah satu cara merancang sebuah outbound yang berkualitas sesuai kebutuhan, paling tidak pihak penyelenggara siap dengan berbagai kebutuhan institusi dan keinginan peserta sebelum kegiatan dimulai.

Jangan sampai blank diawal dan kacau di akhir. Semoga bermanfaat.