Penyusunan urutan aktivitas kegiatan outbound

Kesuksesan sebuah kegiatan pelatihan outbound training di alam terbuka sangat tergantung pada urutan penyajian kegiatannya.

Urutan penyajian kegiatan ini sangat terkait dengan kesiapan fisik dan suasana emosi peserta dan keterangsangan emosi peserta pelatihan outbound.

Bila urutan kegiatan outbound tidak berhasil membuat suasana gembira yang terus meningkat, maka pelatihan akan sangat membosankan dan tidak menarik.

Selain itu penyusunan kegiatan outbound harus pula mampu menumbuhkan perasaan memperoleh tantangan yang semakin meningkat.

Kalau kegiatan pelatihan outbound di surabaya dimulai dengan kegiatan (exercise) yang sangat menantang dan penuh kegembiraan, kemudian pada kegiatan berikutnya kualitas tantangan dan kegembiraan menurun, maka pelatihan outboundnya kurang sukses.

Berikut contoh urutan kegiatan outbound (pelatihan alam terbuka) yang baik.

Do`a bersama (memohon keselamatan kepada pencipta alam semesta)

Stretching/peregangan otot-otot, dimulai dengan lari-lari kecil, senam ringan dan pendinginan/cooling down.

Kegiatan olahraga ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar otot menjadi lentur, dan tidak terjadi kejang otot ataupun cedera.

Ice-breaking/permainan pemecah kebekuan. Aktivitas pemecah kebekuan dalam kegiatan outbound tujuannya untuk melakukan penghangatan (warming up) para peserta agar terbentuk rasa persahabatan dan terbentuk suasana yang menyenangkan (rapport)

Team building/membangun tim. Setelah pemecah kebekuan dilakukan barulah dilakukan games-games outbound yang berupa team building

Perenungan/refleksi, dilakukan untuk memproses pengalaman dari kegiatan yang telah dilakukan

Penutupan.

Dari sudut pandang filosofis pelatihan outbound, pada dasarnya ada dua pendekatan didalam penyusunan urutan aktivitas kegiatan outbound.

Pendekatan pertama berasumsi bahwa pembentukan (team building) harus bermula dari pengembangan diri (personal development).

Baca juga : ALUR PROSES PENYUSUNAN MATERI OUTBOUND TRAINING

Oleh karena itu urutan kegiatan outbound harus dimulai dengan kegiatan pembentukan diri melalui kegiatan tantangan individual (personal challenge). Kegiatan pengembangan diri antara lain adalah permainan di arena tali (high rope), atau panjat dinding (wall climbing).

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan perasaan mampu (self-efficacy).

Dengan tumbuhnya sikap positif dalam diri seseorang akan memudahkan orang berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah tim.

Asumsi lain dari pendekatan ini adalah….. untuk membangun tim yang kokoh dan berkinerja tinggi haruslah dimulai dengan memiliki anggota tim yang secara individual cukup tangguh. 

Pendekatan kedua berasumsi bahwa pembentukan tim harus didahulukan urutannya, baru kemudian diikuti oleh kegiatan pengembangan diri.

Alasannya lebih pada kepentingan untuk menyusun rangsangan emosi, mulai dari kegiatan yang menyenangkan, tidak banyak tantangan, yang kemudian secara gradual ditingkatkan tantangannya dengan kegiatan pengembangan diri yang lebih menuntut keberanian.

Perasaan ini akan sangat berkesan bagi peserta dan biasanya apabila peserta outbound kembali ketempat kerja, pengalaman /kenangan berhasil meraih kesuksesan ini berkesan sangat mendalam.