Tahapan Perenungan (Refleksi) dalam outbound training

Kegiatan perenungan (refleksi) bertujuan untuk memproses pengalaman yang diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan.

Setiap peserta dalam tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan di saat kegiatan berlangsung.

Apa yang dirasakan, secara intelektual, emosional dan fisikal. Dalam tahapan ini, facilitator outbound di jawa timur berusaha untuk merangsang peserta untuk mencapaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat di kegiatan tahap pertama. 

Di dalam melakukan refleksi, peserta outbound biasanya menceritakan pengalaman pribadinya masing-masing pada berbagai tingkatan belajar.

Salah satu teori tentang level belajar yang banyak dipakai dalam pendidikan adalah taxonomy yang diajukan Bloom (1956). Menurut Bloom, ada enam level belajar, yaitu :

Knowledge. Pada level ini orang hanya mengingat peristiwa yang terjadi dan menceritakan apa-apa yang terjadi hanya sebagai fakta.

Comprehension. Pada tingkat ini orang menginterpretasikan apa yang terjadi.

Aplication. Di tingkat ini orang melakukan penerapan secara sederhana dari apa-apa yang dia pelajari.

Baca juga : TAHAPAN OUTBOND

Analysis. Pada tingkatan ini orang memecah-mecah hal-hal yang dialami dalam berbagai komponen dan melihat keterkaitan satu dengan lainnya.

Synthesis. Di level ini orang menggabungkan potongan pengetahuan untuk memecah suatu masalah.

Evaluation. Di tingkat ini orang mengevaluasi manfaat sebuah gagasan, solusi masalah, dan peristiwa yang dialaminya. 

Kegiatan refleksi dilakukan dengan meminta peserta pelatihan outbound duduk secara santai dengan membuat lingkaran agar peserta saling berhadapan.

Fasilitator berada dilingkaran dan menyatu dengan peserta.

Fasilitator outbound harus aktif menggali pengalaman peserta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Apa yang anda rasakan dari kegiatan outbound tadi?

Apakah pengalaman yang dirasakan si X juga anda rasakan?

Perilaku apa yang muncul yang membuat anda sukses menyelesaikan tantangan tadi?

Apakah semua peserta memecahkan permasalahan dengan cara yang sama?

Siapakah diantara kalian yang membuat kegiatan tadi menjadi sebuah kesuksesan?

Kalau seandainya diulangi lagi… kira-kira apa yang harus dilakukan agar lebih sukses?

Adakah cara lain yang lebih baik, supaya lebih sukses?

Setujukah anda dengan cara penyelesaian yang dilakukan si X?

Dalam proses pengungkapan pengalaman ini ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan fasilitator, diantaranya :

Tidak melakukan penilaian terhadap jawaban peserta atau perilaku peserta pada saat kegiatan. Jadi fasilitator harus netral.

Jangan menggunakan kalimat seperti ini. Sebaiknya…… seharusnya anda….

Tidak memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator, karena proses belajar harus dari pengalaman dan pemahaman

Jangan ikut mempermalukan peserta bila ada peserta yang memperolok-olok peserta lain.